Memahami 5 Dimensi Dampak: Panduan dalam Menciptakan Perubahan Sosial dan Lingkungan yang Berkelanjutan

September 12, 2024

Di Circularva, kami selalu berusaha memahami dan mengukur dampak dari setiap tindakan yang kami ambil. Sebagai tim yang berkomitmen untuk menciptakan keberlanjutan melalui pengelolaan sampah organik, kami percaya bahwa keberhasilan sejati hanya dapat tercapai ketika perubahan yang kami hasilkan memberikan dampak yang signifikan, terukur, dan berkelanjutan bagi masyarakat, lingkungan, dan ekonomi.

Pendekatan 5 Dimensi Dampak telah membantu kami untuk lebih mendalam dalam menilai setiap upaya yang dikerjakan. Melalui kerangka ini, kami memeriksa dan mengelaborasi dalam dokumen atas siapa saja yang terdampak, apa yang berubah, seberapa besar dampak tersebut, kontribusi kami dalam perubahan itu, serta risiko yang mungkin muncul. Kerangka kerja ini memberikan panduan yang komprehensif untuk mengukur dampak secara holistik, dan memastikan bahwa setiap langkah yang kami ambil memberikan hasil yang nyata baik didalam proses, sebelum project, ataupun setelah project berjalan.

Dalam artikel ini, kami akan memaparkan lebih lanjut tentang bagaimana pendekatan ini kami terapkan dalam membangun ekosistem Circularva dan contoh konkret yang kami temui selama perjalanan kami.

Dimensi 1: Siapa yang Terdampak (Who)

Dimensi pertama yang harus selalu kami perhatikan adalah siapa yang terdampak oleh setiap inisiatif yang kami jalankan. Kami menyadari bahwa dampak yang baik adalah dampak yang menyentuh mereka yang paling membutuhkan atau terpinggirkan. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan kami, Circularva selalu berusaha untuk memahami kelompok mana yang paling merasakan dampak dari perubahan yang terjadi atas jalannya program tersebut.

Sebagai contoh, ketika kami menginisiasi program pemberdayaan pengelolaan sampah organic disebuah Desa, Warga Sekitar kami libatkan secara langsung sekaligus melibatkan mereka dalam pemilahan serta pengolahan limbah organik menjadi pakan maggot dan kompos sekaligus kami training menggunakan kurikulum pemberdayaan yg telah kami validasi menjadi sebuah solusi yang tidak hanya mengurangi volume limbah yang masuk ke TPS atau TPA, tetapi juga memberikan penghasilan tambahan bagi mereka. Dengan cara ini, kami tidak hanya mengurangi tekanan pada lingkungan, tetapi juga memberdayakan kelompok masyarakat yang bersinggungan langsung dengan permasalahan.

Circularva dalam konteks ini: Sebagai tim Circularva selalu mengedepankan pentingnya bekerja sama dengan komunitas lokal. Masyarakat setempat yang terlibat dalam proyek-proyek kami adalah bagian penting dari keberhasilan sebuah project, dan kami bangga melihat dampak positif yang terjadi di komunitas-komunitas tersebut. Kerja sama ini memungkinkan kami untuk menciptakan solusi yang tepat sasaran dan relevan dengan kebutuhan mereka.

Dimensi 2: Apa Dampaknya (What)

Dimensi kedua mengharuskan kami untuk mengevaluasi apa perubahan nyata yang terjadi dari inisiatif yang kami jalankan. Dalam konteks ini, kami tidak hanya fokus pada berapa banyak orang yang terlibat, tetapi juga apa saja yang berubah dalam kehidupan mereka, baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Yang Tujuan utamanya nanti sampai dengan sebuah Perubahan Perilaku individu orang perorang dalam kelompok Masyarakat.

Dalam program pengelolaan sampah organik yang coba kami jalankan, kami melihat dampak yang jelas terhadap pengurangan volume sampah organik yang sampai di TPS3R dan selanjutnya tentu mengurangi TPA. Sampah organik yang sebelumnya hanya dianggap sebagai limbah kini diolah menjadi pakan maggot dan kompos yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Proses ini juga membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, yang biasanya dihasilkan dari pembakaran sampah organik di tempat pembuangan akhir.

Selain dampak lingkungan, kami juga menyaksikan perubahan perilaku masyarakat dalam hal pemilahan sampah di tingkat rumah tangga. Melalui edukasi yang konsisten, kami telah berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memisahkan sampah organik dari sampah lainnya. Perubahan ini tidak hanya mengurangi beban pada TPA, tetapi juga memberikan dampak sosial yang positif karena meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar.

Circularva dalam konteks ini: Melihat bagaimana masyarakat yang terlibat dalam inisiatif ini merasakan dampak positif dalam kehidupan sehari-hari mereka merupakan kebanggaan yang nilainya luar biasa. Tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dari peningkatan kesadaran lingkungan. Ini adalah contoh nyata bagaimana inisiatif (project) ini memberikan manfaat yang luas dan berkelanjutan.

Dimensi 3: Seberapa Besar Dampaknya (How Much)

Ketika kami berbicara tentang seberapa besar dampak yang dihasilkan, kami fokus pada dua hal: skala dan intensitas dampak. Skala mencakup seberapa banyak orang/project/pelaku/komunitas yang terdampak oleh inisiatif kami, sementara intensitas melihat seberapa dalam perubahan yang mereka rasakan. How Much ini merepresentasikan Kuantitas yang bisa dihitung dan menjadikannya validitas dalam laporan.

Dalam 4 program yang kami jalankan (Organic Waste Management, Community-Based Digitalization, Cultivation dan Derivative BSF Larvae Manufacturing, Coaching, Training, Consulting, dan Fasilitating)  kami berusaha untuk selalu mangukurnya memnggunakan metode tertentu sehingga dampak yag berkelanjutan akan menjadi sebuah laporan akhir yg dapat dinikmati olah kolaborator terkait. Pengukuran besaran dampak ini merupakan aspek yg paling penting didalam 5 Dimensi dampak yg ada. Karena, dari besaran ukuran dampak yg dirasakan baik secara organic maupun turunan, disinilah nilai keberhasilan sebuah project ditentukan.

Kami berkomitmen untuk terus memperluas skala program-program yang kami jalankan dengan dukungan dari berbagai pihak, kami yakin bahwa dampak yang kami hasilkan akan terus meningkat, dan lebih banyak lagi masyarakat yang merasakan manfaat dari inisiatif kami.

Dimensi 4: Kontribusi (Contribution)

Aspek penting selanjutnya dalam mengukur dampak adalah kontribusi kami dalam perubahan tersebut. Apakah perubahan yang terjadi merupakan hasil dari inisiatif kami, atau hanya bagian dari tren yang lebih besar? Kami ingin selalu memastikan bahwa setiap perubahan yang kami capai benar-benar merupakan hasil dari usaha yang kami lakukan. Dan bukan merupakan preseden atau gejala dari gerakan atau inisiatif yg lainya.

Kami menyadari bahwa kebijakan pemerintah dan tren global menuju keberlanjutan turut berperan dalam perubahan ini. Namun, kami percaya bahwa inisiatif Circularva memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempercepat perubahan ini di tingkat lokal. Melalui edukasi, pelatihan, dan pendampingan, kami membantu masyarakat untuk memahami pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan menyediakan kolaborasi dukungan yang mereka butuhkan untuk menerapkan praktik ini dalam kehidupan sehari-hari sekaligus berbagi ilmu yg kami miliki untuk masyarakat yg membutuhkan.

Sebagai contoh, ketika kami memulai program pelatihan pemilahan sampah dan budidaya maggot sekala kecil di sebuah Sekolah Dasar, pada awalnya banyak siswa yang sama sekali belum menyadari pentingnya memisahkan sampah organik dan anorganik. Namun, setelah kami melakukan berbagai kampanye edukasi, kami melihat peningkatan signifikan dalam tingkat partisipasi Siswa di Sekolah tersebut. Kami bangga mengetahui bahwa perubahan ini adalah hasil dari edukasi tim kami dalam menyediakan pengetahuan dan sumber daya yang dibutuhkan oleh masyarakat termasuk pemangku kepentingan (Dinas/ Lembaga terkait).

Circularva dalam konteks ini: Kami berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Melalui upaya bersama dengan komunitas, pemerintah, Akademisi, dan pihak swasta, kami percaya bahwa kontribusi kami dapat mempercepat perubahan menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Dimensi 5: Risiko (Risk)

Setiap inisiatif membawa risiko, dan kami selalu menyadari bahwa risiko ini perlu diidentifikasi dan dimitigasi sejak awal. Tidak semua upaya kami berjalan mulus, dan tantangan sering kali muncul dari berbagai arah.

Salah satu risiko terbesar yang kami hadapi adalah resistensi dari masyarakat yang belum terbiasa dengan pendekatan baru dalam pengelolaan sampah. Dalam beberapa kasus, kami menghadapi penolakan karena kurangnya pemahaman atau kekhawatiran bahwa program ini akan mengganggu rutinitas mereka. Untuk mengatasi hal ini, kami menggunakan pendekatan yang inklusif, memastikan bahwa setiap anggota masyarakat dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan program.

Kami juga menyadari risiko dari sisi keuangan dan lingkungan. Misalnya, biaya awal untuk mendirikan fasilitas pengolahan sampah organik cukup tinggi, dan ada tantangan dalam memastikan bahwa fasilitas ini dapat beroperasi secara berkelanjutan. Namun, melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, kami terus mencoba menemukan solusi untuk tantangan ini dan memastikan bahwa program-program yang dikerjakan ini terus berjalan.

Kolaborasi Multi Pihak: Kunci Menciptakan Dampak yang Lebih

Membangun Kesadaran Lingkungan Melalui Pendidikan dan Pelatihan

Kami di Circularva memahami bahwa salah satu kunci untuk menciptakan dampak yang berkelanjutan adalah melalui pendidikan dan pelatihan. Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan ramah lingkungan harus ditanamkan sejak dini. Oleh karena itu, kami mencoba mengembangkan program edukasi yang ditujukan untuk berbagai lapisan masyarakat, termasuk anak-anak, remaja, dewasa serta dengan berbagai leveling dan skala nya.

Salah satu contoh inisiatif yang kami laksanakan adalah program pelatihan bagi siswa di sekolah-sekolah, mahasiswa, Industri, dan lembaga Swasta. Melalui program ini, kami memberikan materi tentang pengelolaan sampah dnegan bio konversi maggot lalat BSF, pemilahan limbah secara mandiri, dan pentingnya keberlanjutan. Dengan melatih para individu ini kami berharap mereka dapat menyebarkan pengetahuan ini kepada ekosistem mereka sehingga gelombang perubahan Perilaku dengan wawasan Lingkungan dapat membesar.

Kami juga mengadakan workshop dan seminar di berbagai komunitas untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pengelolaan sampah organik. Dalam setiap sesi, kami melibatkan masyarakat secara langsung dengan memberikan contoh praktik terbaik yang dapat mereka terapkan di rumah. Misalnya, kami mengajarkan teknik sederhana dalam membuat kompos dari limbah dapur, yang tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang dibuang, tetapi juga memberikan manfaat bagi kebun mereka.

Circularva dalam konteks ini: Kami berkomitmen untuk menciptakan generasi yang lebih sadar lingkungan. Dengan melibatkan masyarakat dalam proses belajar, kami yakin bahwa pengetahuan ini akan terus berkembang dan dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya. Kami percaya bahwa setiap individu memiliki peran dalam menciptakan dunia yang lebih baik, dan pendidikan adalah fondasi utama untuk mencapai tujuan tersebut.

Mendorong Inovasi Melalui Riset dan Pengembangan

Dalam upaya kami untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas program pengelolaan sampah organik, kami juga sangat mengandalkan riset dan pengembangan (R&D) dnegan berbagai pemangku kepentingan dan Akademisi. Dengan terus berinovasi, kami ingin terus dapat menciptakan solusi yang lebih baik dan lebih berkelanjutan.

Salah satu proyek R&D yang kami laksanakan adalah pengembangan teknologi pengolahan maggot menjadi produk turunan yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Kami bekerja sama dengan universitas, lembaga penelitian, dan Individu untuk menemukan metode yang lebih baik dalam budidaya maggot yang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas pakan yang dihasilkan. Proses ini melibatkan penelitian tentang kondisi optimal untuk pertumbuhan maggot, serta teknik pengolahan yang lebih efisien, lalu menciptakan formula produk turunan yg berkualitas yang bisa di duplikasi dalam perjalannannya.

Selain itu, kami juga coba melakukan studi untuk mengukur dampak lingkungan dari program kami. Dengan menggunakan metode ilmiah, kami dapat mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengevaluasi seberapa besar pengurangan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari pengelolaan sampah organik. Data ini tidak hanya membantu kami dalam memantau kemajuan, tetapi juga dapat digunakan untuk memberikan informasi yang akurat kepada mitra dan pemangku kepentingan lainnya. Baik berupa laporan kolaborasi maupun ringkasan dampak dalam periode tertentu.

Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan melakukan riset yang dapat memperkuat inisiatif kami. Dengan dukungan dari team ilmuwan dan peneliti, kami yakin bahwa kami dapat menemukan solusi yang lebih efisien dan berkelanjutan untuk masalah pengelolaan sampah khususnya sampah organik di Indonesia.

Dampak Sosial: Memberdayakan Komunitas Lokal

Salah satu dampak terbesar dari program kami adalah pemberdayaan komunitas lokal. Dengan melibatkan masyarakat dalam setiap langkah proses, kami telah menciptakan kesempatan bagi mereka untuk berpartisipasi dalam ekonomi sirkular. Salah satu contohnya adalah melalui pembentukan kelompok pengelola sampah organik dan kelompok pembudidaya maggot yang terdiri dari anggota masyarakat setempat.

Kelompok-kelompok ini tidak hanya bertanggung jawab untuk mengelola sampah organik, tetapi juga memberdayakan diri sendiri dan lingkungan untuk mengembangkan usaha berbasis komunitas maggot dan kompos. Kami memberikan pelatihan, fasilitasi, dan dukungan dalam hal manajemen usaha, pemasaran, dan pengembangan produk. Dengan keterampilan yang diperoleh, mereka dapat meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup yang berkembang dari waktu ke waktu.

Kami bangga melihat bagaimana komunitas lokal dapat memberdayakan diri mereka melalui program yang kami jalankan. Dampak sosial yang dihasilkan bukan hanya dari aspek ekonomi, tetapi juga dari peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan.

Mengukur Dampak dengan Data dan Evaluasi

Mengukur dampak dari setiap inisiatif adalah hal yang sangat penting bagi sebuah project, begitu juga bagi kami di Circularva. Tanpa data yang akurat, sulit untuk menentukan seberapa efektif program yang kami jalankan. Oleh karena itu, kami selalu menerapkan sistem pemantauan dan evaluasi untuk setiap project berjalan dan kami menggunakan berbagai alat dan metode untuk mengumpulkan data, termasuk survei, wawancara, dan observasi lapangan.

Data yang diperoleh kemudian dianalisis baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk mengevaluasi dampak dari setiap inisiatif. Kami juga berusaha untuk mendapatkan umpan balik dari masyarakat yang terlibat untuk memahami persepsi mereka terhadap program yang kami jalankan.

Hasil dari evaluasi ini tidak hanya membantu kami dalam memahami dampak yang dihasilkan, tetapi juga memberikan informasi berharga untuk perbaikan di masa mendatang. Jika ada aspek yang kurang efektif, kami dapat melakukan penyesuaian dan meningkatkan strategi kami agar lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Kami berkomitmen untuk transparan dalam setiap langkah yang kami ambil dengan mengandalkan data dan evaluasi yang objektif, kami dapat memastikan bahwa setiap tindakan yang kami lakukan memberikan dampak yang positif dan berkelanjutan.

Membangun Masa Depan yang Berkelanjutan

Kami di Circularva berkomitmen untuk terus mengeksplorasi dan mengimplementasikan pendekatan yang dapat meningkatkan dampak. Kami memahami bahwa tantangan dalam pengelolaan sampah sangat kompleks, dan solusi yang efektif memerlukan kolaborasi, inovasi, dan komitmen dari semua pihak dengan berbagai perspektif yang membangun.

Kami percaya bahwa setiap langkah kecil yang kami ambil hari ini dapat membawa perubahan besar di masa depan. Dengan terus melibatkan masyarakat, membangun kemitraan yang kuat, dan terus berinovasi, kami yakin bahwa kami dapat menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan untuk semua.

Kami mengajak setiap individu, organisasi, dan komunitas untuk bergabung dengan kami dalam perjalanan ini. Mari kita bersama-sama menciptakan dunia yang lebih baik, karena keberlanjutan bukan hanya tanggung jawab satu pihak, tetapi merupakan tugas bersama. #semangatberkelanjutan.

Referensi

  1. Badan Pusat Statistik (BPS). (2023). Statistik Lingkungan Hidup Indonesia. Jakarta: BPS.
  2. World Bank. (2022). What a Waste 2.0: A Global Snapshot of Solid Waste Management to 2050.
  3. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (2021). Rencana Aksi Nasional Pengurangan Sampah oleh Rumah Tangga dan Komunitas.
  4. Ellen MacArthur Foundation. (2019). Completing the Picture: How the Circular Economy Tackles Climate Change.
  5. Zaman, A. U., & Asghar, M. (2021). “Role of Education in Waste Management: A Review”. Journal of Environmental Management, 287, 112291.
  6. Mahat, S., & Ahlström, M. (2020). “Circular Economy and Sustainable Development: A Review”. Sustainability, 12(15), 6110.

Dimas Herdy Utomo

Co-Founder Circularva

Leave a Comment